Kepengurusan Periode Pertama

>> Rabu, 30 Maret 2011

Susunan Kepengurusan
Dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi Organisasi dalam karya yang nyata dan untuk memenuhi persyaratan legal sebuah organisasi, maka disusunanlah kepengurusan IKOMAT yang menitik beratkan pada pelaksanaan operasional harian organisasi. IKOMAT lahir dari sebuah komunitas kecil yang dilandasi oleh kesadaran menjadi bagian dari masyarakat, kepedulian terhadap lingkungan, dan kekuatan intelektualitas bukan kekuatan finansial ataupun kekuasaan.


Pjb. Dewan Pembina
: -

Pjb. Dewan Pengawas
: -

Pengurus Harian
:

1.
Pjb. Ketua
: Wawan Setiawan, ST
Desa Maleber
2.
Pjb. Div. Keuangan
: H. Moh. Oji Saroji 
Desa Maleber

o   Anggota
: Dede Nurzaman
Desa Karangtengah
3.
Pjb. Div. Sekertariat
: Drs. Sodikin Riyadi
Desa Kutamandarakan

o   Anggota
: Dede Nurzaman
Desa Karangtengah
4.
Pjb. Div. Litbang
: Sa’roni, M.Pd.I
Desa Kutaraja
5.
Pjb. Div Kerjasama
: Triyanto, S.Pd
Desa Maleber
Pengurus Fungsional


1.
Perumusan & Program


o   Pjb. Satu
: Wawan Setiawan, ST
Desa Maleber

o   Pjb. Dua
: Thomas Hadinoto, SE
Desa Cipondok
2.
Pendidikan & Pemberdayaan


o   Pjb. Satu
: Triyanto, S.Pd
Desa Maleber

o   Pjb. Dua
: Ujang Mashuri, IR
Desa Cijoho
3.
Kerjasama Kelompok Binaan


o   Pjb. Satu
: Sa’roni, M.Pd.I
Desa Kutaraja

o   Pjb. Dua
: Arsis Nurdian Tarigan
Desa Cineumbeuy
4.
Kerjasama Kelompok Kemitraan


o   Pjb. Satu
: Drs. Sodikin Riyadi
Desa Kutamandarakan

o   Pjb. Dua
: Thomas Hadinoto, SE
Desa Cipondok




( *Pjb. = Penanggung Jawab )


Susunan kepengurusan masih terbatas dan sebagian besar terdiri dari Dewan Pendiri IKOMAT yang merangkap beberapa tanggungjawab. Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan dan kebutuhan organisasi, dan melihat dari potensi para anggota yang bergabung, maka susunan kepengurusan akan ditinjau kembali dalam satu tahun kedepan dengan menggelar Rapat Umum Anggota Perdana untuk menjalankan ketentuan AD/ ART secara utuh.

Program Kerja Perdana IKOMAT
Diawal berdirinya ini, IKOMAT melakukan Program Kerja Perdana yang ditujukan secara khusus kepada kalangan internal (pengurus dan keluarganya) sebagai pembuktian kesungguhan para pendiri sesuai dengan perintah “quu anfusakum wa ahlikum naaraan”. Adapun program tersebut adalah “Optimalisasi Potensi Diri Dan Lingkungan (OPDL)”, dengan program ini diharapkan menjadi media latihan pemberdayaan sebelum terjun ke sasaran sesungguhnya, yaitu masyarakat. Selain itu juga diharapkan mampu memberikan contoh pada lingkungan sekitar sebagai pembuktian ketulusan terhadap apa yang diperjuangkan.
Dari program Optimalisasi Diri dan Lingkungan ini akan di pecah menjadi beberapa sub-sub program yang terpadu dan merambah ke bidang-bidang yang berhubungan erat sehingga diharapkan mampu menjadi sumber kemadirian organisasi dan pengurus didalamnya. Sub-sub program tersebut antara lain:

1.  Pemanfaatan Sampah/ Limbah Rumah Tangga menjadi Kompos.
Dibeberapa kota besar, sampah sudah menjadi persoalan yang serius. Bahkan di Bandung, sampah yang menggunung sudah memakan korban jiwa akibat sudah demikian banyaknya. Walaupun volume sampah di desa-desa tidak sebesar di kota besar tapi jika sejak dini tidak ditangani dengan bijaksana maka persoalan sampah akan menjadi semakin serius.
Dalam rangka antisipasi kemungkina terburuk akibat sampah tersebut dimasa yang akan datang, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang cerdas untuk mengelolanya sehingga tidak menjadi masalah, bahkan diharapkan justru menjadi suatu nilai tambah. Agar pengelolaanya terasa ringan, maka pengelolaan sampah tersebut harus dimulai dari lingkungan terkecil yang memproduksi sampah, yaitu lingkungan rumah tangga.
Sejak dari rumah, sebelum keluar sebaiknya sampah sudah di pisahkan menjadi sampah organik dan anorganik serta sampah yang dapat didaur ulang dengan sederhana sampai yang tidak bisa didaur ulang. Untuk sampah yang organik bisa kita daur ulang menjadi pupuk organic berupa kompos, baik yang cair maupun yang padat. Daur ulang sampah menjadi kompos ini sangat cocok sekali dengan potensi di desa yang sebagian besar adalah lahan pertanian.
Tujuan:
Mengurangi masalah yang ditimbulakan dari sampah yang dimulai dari rumah dan menjadikan sampah menjadi bermanfaat bagi masyarakat.
Sasaran:
Seluruh pengurus IKOMAT beserta keluarga dan masyarakat yang berada dilingkungan tempat tinggal para pengurus.
'
2.  Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Pupuk Pertanian.
Potensi terbesar di pedesaan adalah lahan pertanian yang sangat luas. Seiring dengan perkembangan penambahan jumlah penduduk maka kebutuhan akan lahan sebagai tempat tinggal pun semakin meningkat sehingga lahan-lahan pertanian yang subur semakin berkurang. Disisi lain penggunaan akibat penggunaan Pupuk Kimia yang secara terus menerus menjadikan tingkat keasaman tanah semakin meningkat sehingga kadar kesuburan tanah semakin menurun, akibatnya hasil produksi pertanian ikut menjadi menurun.
Sampah organic yang selama ini menjadi persoalan yang serius terutama di beberapa kota besar, maka dengan pengelolaan yang bijak dan cerdas dapat dijadikan pupuk organik dengan mendaurulangnya menjadi kompos cair dan kompos padat. Dengan melakukan pemupukan menggunakan kompos, selain menanggulangi masalah sampah juga dapat menurunkan biaya produksi pertanian, mengembalikan kesuburan tanah sehingga meningkatkan hasil produksi, dan mengurangi tingkat ketergantungan kepada penggunaan dan keberadaan pupuk kimia yang sudah terbukti tidak memihak pada para petani. Dengan demikian dengan lahan yang tetap atau lebih kecil, maka pendapatan yang diperoleh petani menjadi semakin bertambah.
'
Tujuan:
Mengurangi masalah yang ditimbulakan dari sampah yang dimulai dari rumah dan menjadikan sampah menjadi bermanfaat bagi masyarakat serta meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia.
Sasaran:
Seluruh pengurus IKOMAT beserta keluarga dan masyarakat yang berada dilingkungan tempat tinggal para pengurus.

3.  Pengelolaan Sampah/ Limbah Dari Masalah Menjadi Nilai Tambah.
Sampah yang selama ini menjadi masalah terutama dibeberapa kota besar, maka dengan suatu pengelolaan yang bijak dan cerdas masalah tersebut berubah menjadi nilai tambah.
Sampah organik bisa dijadikan menjadi kompos cair dan kompos padat. Jika kesadaran dan pemahaman semakin berkembang luas bahwa penggunaan pupuk organik lebih baik dari penggunaan pupuk kimia, maka produksi pupuk organik dari sampah akan menjadi potensi yang akan mendatangkan keuntungan secara finansial, apalagi sebagian besar potensi pedesaan adalah lahan pertanian.
Selain sampah organik adalah sampah anorganik yang jika dikelola dengan bijak dan cerdas akan menghasilkan barang atau benda yang berguna juga bagi masyarakat, antara lain:
  • Untuk mengurangi penggunaan kantong plastik karena akan menambah jumlah sampah yang sulit diurai, maka bisa menggunakan tas atau kantong yang dibuat dari berbagai bungkus makanan kecil. Dan kantong-kantong atau tas-tas yang dibuat secara rapih dan indah tersebut dapat kita jual untuk menambah pendapatan masyarakat.
  • Limbah kertas yang sudah tidak dapat digunakan lagi dapat kita daur ulang untuk dijadikan kertas daur ulang yang secara bentuk memiliki nilai seni (terkesan tua) sehingga nilai jualnya pun akan lebih mahal.
Tujuan:
Mengurangi masalah yang ditimbulakan dari sampah dan menjadikan sampah menjadi bermanfaat serta menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat dalam bentuk pendapatan secara finansial.
Sasaran:
Seluruh pengurus IKOMAT beserta keluarga dan masyarakat yang berada dilingkungan tempat tinggal para pengurus.

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP